Berilah Aku Hikmat

“Berilah Aku Hikmat”

Jika saat ini Tuhan datang kepada kita dan berkata, “Mintalah apa yang hendak Kuberikan padamu,” apa yang akan kita minta? Kekayaan, kedudukan, umur panjang atau uang yang banyak? Sebagai seorang raja, wajarlah kalau salomo meminta kekuatan untuk mengalahkan musuh-musuhnya, kerajaan yang kokoh, umur yang panjang dan nama yang termasyur. Tetapi salomo tahu bahwa bukan ini yang ia butuhkan. Kebutuhan Salomo yang utama dan mendesak adalah hati dan pikiran yang penuh hikmat untuk menimbang segala peerkara agar dia dapat memimpin umat Israel dijalan yang benar. Bayangkan, Salomo baru berusia 20 tahun ketika ia menjadi raja. 20 tahun adalah usia yang terlalu muda untuk menjadi seorang raja, pemimpin bangsa sekaligus hakim bagi umat Israel.. Ini tugas yang berat dan tidak mudah! Itu sebabnya Salomo berdoa meminta hikmat kepada Tuhan, “Maka berikanlah kepada hambaMu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umatMu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umatMu yang sangay besar ini?” Doa salomo ini sederhana, hanya merupakan ungkapnakan kebutuhannya yang paling mendesak. Didalam doanya yang langsung dan “to the point” itu, tersirat juga kerendahan hatinya karena ia mengakui ketidaksanggupannya.

Tuhan mengabulkan doa Salomo dengan memberikan hikmat dan pengertian yang melebihi orang lain. Ada 3 pelajaran penting yang dapat kita petik dari doa Salomo.

Pertama. Salomo meminta sesuatu yang memang sangat ia butuhkan didalam menjalankan tugasnya sebagai seorang raja, yaitu hikmat. Salomo tidak meminta hal-hal lain yang hanya merupakan kesenangan belaka.

Kedua. Salomo meminta hikmat agar ia bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Dari permintaan Salomo ini tersirat ada keinginan hati Salomo untuk berlaku benar dan adil dihadapan Allah. Hal ini pasti menyenangkan hati Tuhan.

Ketiga. Salomo meminta hikmat itu untuk menimbang perkara didalam menghakimi umat Tuhan. Jadi tujuan permintaannya adalah untuk digunakan bagi kepentingan sesama, bukan untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk disombongkan.

Memang benar apa yang dikatakan oleh para bijak,”pikirkan dan utamakanlah kepentingan orang lain, dan Tuhan akan memikirkan dan mengutamakan kepentinganmu.” Salah satu hal yang dapat mengerakan tangan Tuhan untuk menjawab doa yang kita naikan adalah motivasi yang benar dibalik doa kita. Tuhan begitu peduli terhadap kebaikan dan kebahagiaan manusia. Itu sebabnya, jika ada seseorang yang meminta sesuatu dengan maksud untuk mendatangkan kebaikan atau menjadi saluran berkat bagi banyak orang, maka Tuhan akan menjawab doanya.

Tidak ada komentar: