Berkat dari Berserah Diri

Berkat dari Berserah Diri

Apa arti berserah diri? Menyerahkan diri kepada Allah bukan berarti pasrah secara pasif, fatalisme, atau dalih untuk bermalas-malasan. Berserah diri bukanlah menerima status quo. Berserah diri artinya : mengorbankan kehidupan anda atau menderita demi mengubah apa yang perlu diubah.

Allah seringkali memanggil orang-orang yang menyerahkan diri untuk melakukan pertempuran bagi Dia. Alkitab sangat jelas tentang bagaimana anda memperoleh keuntungan bila anda sepenuhnya menyerahkan kehidupan anda kepada Allah.

Pertama, anda mengalami KETENTRAMAN. “ Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan” Ayub 22:21.

Kedua, anda mengalami KEMERDEKAAN. “Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu kamu memang hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” Roma 6:17-18.

Ketiga, anda mengalami KUASA ALLAH didalam kehidupan anda. Pencobaan-pencobaan yang susah hilang dan masalah-masalah yang menguasai bisa dikalahkan oleh Kristus bila diserahkan kepadaNya.

Ketika Yosua mendekati pertempuran terbesar didalam kehidupannya (Yosua 5:13-15), dia menemui Allah, bersujud menyembahNya dan menyerahkan rencana-rencananya. Penyerahan diri itu membawa kemenangan yang luar biasa di Yerikho. Artinya : Kemenangan datang melalui penyerahan diri.

Berserah diri tidaklah memperlemah anda; berserah diri memperkuat Anda. Setelah berserah diri kepada Allah, anda tidak perlu takut atau berserah diri kepada yang lainnya.

Orang-orang yang berserah diri adalah orang-orang yang Allah pakai. Allah memilih Maria untuk menjadi ibu Yesus, bukan karena dia berbakat atau kaya atau cantik, tetapi karena dia sepenuhnya berserah diri kepadaNya. Ketika malaikat menjelaskan rencana Allah yang mustahil, Maria dengan tenang menanggapinya, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lukas 2:38

Tidak ada apapun yang lebih berkuasa daripada kehidupan yang diserahkan kedalam tangan Allah, karena itu serahkan dirimu kepada Allah.

Teladan terbesar dari penyerahan diri adalah Yesus. Malam sebelum Dia disalibkan, Yesus menyerahkan Diri-Nya kepada kehendak Allah. Dia berdoa : “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambilah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.”

Yesus tidak berdoa, “Allah, jika Engkau mampu menyingkirkan penderitaan ini, lakukanlah.” Dia yakin bahwa Allah bisa melakukan apapun. Sebaliknya, Dia berdoa, “Allah, jika ada dalam kehendakMu untuk menyingkirkan penderitaan ini, lakukanlah. Tetapi jika penderitaan ini menggenapi tujuan-Mu, itulah yang aku inginkan juga.

Penyerahan diri yang tulus berkata, “ Bapa, jika masalah, penderitaan, sakit penyakit atau situasi ini diperlukan untuk memenuhi tujuan dan kemuliaan-Mu didalam kehidupanku atau orang lain, janganlah singkirkan itu.” Tingkat kedewasaan ini tidak datang dengan mudah.

The Purpose Driven Life

Tidak ada komentar: