Jadilah Tenang

Jadilah Tenang

“…Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa”. (1 Petrus 4:7b)

Situasi berkembang begitu pesat dan berubah begitu cepat. Kita baru saja diperhadapkan dengan situasi dimana umat Tuhan (khususnya di Jawa Barat) mengalami, atau sedikitknya mendengar kabar, adanya gerakan “sekelompok orang” yang ingin “memaksakan kehendaknya” dengan dalih yang mereka klaim sebagai “keharusan”. Pertemuan-pertemuan untuk antisipasi dilakukan secara beruntun, baik dari pihak umat Tuhan sendiri, atau dengan pihak pemerintah atau aparat sebagai mediator, bahkan langsung dengan pihak “sekelompok orang “ tersebut.

Selanjutnya, per 1 Oktober (kemarin), telah diputuskan adanya kenaikan BBM, dengan tingkat berfariasi (premium 87,5 %, Solar 104,76 %, bahkan minyak tanah hingga 185,71 %).

Bagi orang kebanyakan, kebijakan ini membuat situasi menjadi serba tidak menentu. Pro dan kontra masih terus bermunculan. Mungkin demo-demo akan datang bergelombang. Lalu keluh kesah (bahkan umpatan) mungkin datang silih berganti. Harga-harga akan segera naik mengikuti kebijakan ini. Sebagai imbasnya, pemaksaan kehendak bisa saja terjadi. Bisa dalam bentuk tindakan anarkis atau kriminalitas. Karena putus asa, orang jadi kalap, lalu bertindak sesukanya.

Lalu bagaimana dengan kita??? “Kuasailah diri dan JADILAH TENANG”. Itu menjadi syarat untuk kita dapat berdoa, Jika kita ikut panik, stress, bimbang, grasa-grusu, menggerutu, putus asa, bahkan ikutan “ngomel”, atau mengutuki, maka kita tidak bisa menjadi tenang. Dan sudah pasti kita juga tidak dapat mengucap syukur untuk setiap keadaan dan berdoa. Kita perlu berdoa, kita perlu dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karuniaNya, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya.

Tuhan disorga tahu keadaan kita. Dan dalam hikmat dan kuasanya, Dia tahu juga bagaimana membawa kita dalam berkemenangan dalam situasi krisis. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengarahkan mata kita tertuju kepadaNya dan membawa diri kita semakin mendekat kepadaNya. Kita hidup dalam perjanjian berkat. Perjanjian berkat itu tidak dapat dibatalkan oleh apapun, tidak dihalangi oleh krisis, tidak dapat dibatasi oleh hukum alam, tidak dapat dimusnakan oleh manusia, dan tidak dibatasi oleh system yang ada.

Tuhan kita penolong yang sangat terbukti dalam kesesakan.

Tidak ada komentar: