MADU DAN RACUN

“MADU DAN RACUN”

“Percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercaya, yang juga cakap

mengajar orang lain”

(2 Timotius 2:2)

Dapat dipercayai, mengandung makna satunya kata dan perbuatan, tidak bercabang lidah, tidak pula bermuka dua, tidak juga mencari muka. Dia tampil apa adanya, sebagaimana dia ada dan sejauh pengertiannya tentang kebenaran, didalam ketulusan dan kemurnian hati. Tidak menambah-nambahi atau mengurang-ngurangi sesuatu. Mengerti pula, dalam proses pendewasaan bisa saja lalai, gagal, namun tidak mencoba menutup-nutupi. Bersiap untuk dikoreksi, dan rela untuk ditegur, bersegera untuk berubah.

Unsur dapat dipercayai, merupakan hak mutlak untuk pendelegasian tanggung jawab dan tugas pelayanan. Bukan karena dilihat, bukan pula karena sedang bertemu, tetapi dimana saja dan kapan saja, tetap berkomitmen untuk belajar menjadi orang kepercayaan. Persoalan kepercayaan sering timbul karena justru saat di depan mata tidak sama dengan saat di belakang layar.

Cakap mengajar orang lain, tidak berbica mengenai kemampuan orasi, kefasihan berbicara. Bukan pula menyangkut sudah banyaknya Firman yang diketahui. Cakap mengajar berarti dapat meneruskan satu pengajaran yang sehat yang membuat orang lain menjadi sehat. Pengajaran yang tidak terkontaminasi oleh penafsiran pribadi yang melenceng dari tujuan kebenaran, tidak pula diplintir oleh acuan pada perasaan atau pengalaman pribadi.

Yang cakap mengajar, akan tahu memeberi jawab dan akan membuat orang lain beroleh satu pencerahan serta dituntun pada jalan keluar yang yepat. Jalan keluar bukan berarti jawaban atas persoalan saja, namun berarti pula bisa mendorong pada tahapan-tahapan yang seharusnya dilalui. “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya diantara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain…” Kolose 3:16.

Apabila seorang yang bermasalah datang pada saudara, apakah yang akan terjadi ketika dia sudah kembali? Apabila seseorang yang merasa disakiti, pahit hati, kecewa, tersinggung, baru kena tegur, sedang didisiplin mengungkapkan sesuatu kesalahan orang lain, yang tidak setujuan dengan pemimpin, apakah yang terjadi ketika dia kembali meninggalkan saudara?

Saudara akan membuat dia makin jauh dari tarikan garis kebenaran, dengan bimbingan dan peneguhan-peneguhan yang ‘benar’ menurut versi saudara, perasaan saudara, pengalaman saudara, atau akan menjadi sehat sekalipun itu berarti harus mengalami kepedihan dulu, sakit ‘suntikan’ dan ‘pahit’ obat.

Yang cakap mengajar akan memberi ‘madu’ dan bukan ‘racun’. Madu berarti kebenaran. Berarti Firman Tuhan. Racun, berarti sesuatu yang tidak sehat, yang membuat orang makin tidak sehat, bahkan bisa mati.

Tidak ada komentar: