BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI LAGI

- BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI LAGI -

Pusat kehidupan yang jauh dari persekutuan dengan Allah, adalah diri sendiri. Keadaan manusia pada akhir zaman akan seperti ini dan tentu akan mendatangkan masa yang sukar. Lihatlah, manusia akan mencintai dirinya sendiri, akan menjadi hamba uang, akan membual dan menyombongkan diri, akan menjadi pemfitnah, akan berontak terhadap orang tua, akan tidak tahu berterima kasih, akan tidak mempedulikan agama, akan tidak tahu mengasihi, akan tidak mau berdamai, akan suka menjelekkan orang lain, akan tidak dapat mengekang diri, akan garang, akan tidak suka yang baik, akan suka menghianat, akan tidak berpikir panjang, akan berlagak tahu, akan lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah.

Kenyataan ini membuat komunitas anak-anak Tuhan (gereja) perlu memberi diri untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah, dan mulai berjalan dalam kehidupan yang berpadanan dengan kehendak Allah. Amat dirindukan satu komunitas yang justru belajar untuk hidup BERKEBALIKAN dengan keadaan diatas.

Panggilan bagi kita semua, untuk berkomitmen penuh dengan memulai cara hidup yang tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga (Filipi 2:3-4).

Panggilan bagi kita semua, untuk berkomitmen penuh degan memulai cara hidup yang menjadikan uang bukan sebagai tuan, tetapi menggunakannya untuk membangun hubungan, mengikat persahabatan, mendirikan jembatan pembuka jalan bagi kesaksian injil (Lukas 16:9).

Panggilan bagi kita semua, untuk menjadi rendah hati, sehingga membuka saluran bagi kasih karuniaNya dialirkan (1Petrus 5:5).

Intinya mari kita semua berkomitmen untuk belajar berkata-kata yang membangun, yang mendatangkan kasih karunia (Efesus 4:29), menghormati orang tua karena itu semua perintah penting, agar kita berbahagia dan panjang umur (Efesus 6:2-3). Selanjutnya berkomitmen untuk belajar berkata “terima kasih” dan mengingat budi orang lain, belajar untuk peduli akan nilai-nilai dalam ibadah, belajar untuk suka memuji kebaikan orang lain, belajar untuk menguasai diri dalam segala hal, belajar untuk lemah lembut, belajar untuk suka akan hal yang baik dan sempurna, belajar untuk menepati janji, belajar untuk memperhatikan dengan saksama bagaimana kita hidup dan tidak bergesa-gesa dalam mengambil keputusan, belajar untuk mau diajar dan dinasehati, belajar untuk menolak keinginan hawa nafsu tetapi bertkata “ya” terhadap kehendak Allah….

“ Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. 2 Korintus 5:15.

Tidak ada komentar: