Hidup Yang Berpadanan Dengan Panggilan

HIDUP YANG BERPADANAN DENGAN PANGGILAN

Sering –dengan bangga- kita menyebut diri kita sebagai anak-anak Tuhan, sebagai orang yang lahir baru, sebagai orang yang aktif dalam pelayanan. Di lain kesempatan kita mengaku sebagai orang “pentakosta”, sebagai orang “karismatik” atau bahkan sebagai orang yang telah dapat “berbahasa roh”. Namun dalam hidup keseharian kita, perilaku kita tidaklah sesuai dengan sebutan atau status tersebut.

Sehingga yang terjadi kemudian, kesaksian kita menjadi rusak. Seharusnya kita menjadi berkat, namun akhirnya menjadi cibiran atau cemoohan orang. Seharusnya kita menjadi teladan atau contoh, namun kemudian ditolak orang. Banyak diantara mereka kemudian mulai berkata atau bergumam “ Ah…sama aja”.

Tujuan kita (pada awalnya) untuk membawa mereka masuk juga dalam kehidupan “doa” yang begitu mulia, ekspresi “pujian-penyembahan” yang begitu indah, kehidupan penuh gairah lewat pembacaan “Firman Tuhan” dengan tekun, ketulusan hati dalam “pelayanan kepada orang lain”, dan kesetiaan dalam “pengabdian kepada Allah” akhirnya banyak terkendala, oleh karena cara hidup kita yang “buruk” dalam pandangan mereka.

“… Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Matius 5:13-16).

Karena itu, perlu kita (LAGI) untuk memperhatikan dengan saksama, dengan teliti, dengan cermat, bagaimana kita hidup (Efesus 5:15). Kita perlu melakukan evaluasi, intropeksi terhadap keseharian hidup kita, apakah kita telah (belajar) menjadi pelaku-pelaku kebenaran Firman Tuhan yang sudah dibukakan bagi kita.

Kita perlu sungguh-sungguh menghindari kemungkinan munculnya “cap buruk” dari orang lain, karena kita telah menjadi seperti “ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi”. Kita mengetahui banyak hal tentang Firman Tuhan namun gagal untuk mengamalkannya, Kita “besar kepala-nya” tapi “kecil hati-nya”. Kita fasih berkata-kata isi Alkitab, tapi gagap dalam melakukannya.

“… jika hidup keagamaanmu tidak lebih BENAR (bukan lebih baik lho…) dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 5:20).

Lebih BENAR bukan lebih BAIK. Benar selalu diukur dari Firman Tuhan. Berpadanan dengan Firman Tuhan.

Tidak ada komentar: