Hanya (Tinggal) Satu Jalan : Bangkit & Maju

- Hanya (Tinggal) Satu Jalan : Bangkit & Maju -

“…dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya”. (Ibrani 10:38b).

Kita tentu mempercayai Tuhan sepenuhnya (dan jika belum, tentu kita akan belajar terus untuk mempercayaiNya). Kita percaya bahwa Dia peduli keadaan kita, Dia mengerti harapan-harapan kita, bahkan Dia mengerti pikiran-pikiran kita. Dia juga mengasihi kita, bahkan merasakan pergumulan dan kesakitan kita.

Kadangkala memang Dia seperti “terdiam”, seolah tidak mendengar seruan kita, seolah tidak peduli dengan jeritan kita. Sepertinya Dia “salah” melangkah dan “terlambat” bertindak. Namun ibarat ibu yang mau bersalin, diijinkanNya sesaat lamanya si ibu merasakan sakit bersalin, mendahului kegirangan besar, sukacita, dan kebahagiaan yang kemudian menyertainya.

Jalan kita bukanlah jalanNya Tuhan, pikiran kita bukanlah pikiran Tuhan. Jalan kita seringkali begitu dipengaruhi oleh daging kita yang lebih suka “melahirkan tanpa merasakan kesakitan”, “meraih kemuliaan tanpa salib”, “menggapai keberrhasilan tanpa pengorbanan”, mengecap kesuksesan tanpa ketekunan” dan banyak lagi yang lain.

Namun Dia tetaplah Tuhan yang sempurna, yang mengetahui jalan terbaik bagi kita untuk meraih dan mengalami janji-janji yang besar dan berharga, kemuliaan dan kehormatan dihadapanNya. Dia punya rencana besar bagi kita, dan Dia akan menuntun kita untuk mencapai destinasi (tujuan) kita. Dia mengasihi kita (ini sesuatu yang pasti, terbukti dan teruji), dan karena itu Dia tidak akan biarkan kita berjalan sendiri.

Semua itu membuat jalan kita (seharusnya) menjadi hanya (tinggal) satu, yaitu mengikutiNya, mentaatiNya, dan menyerahkan diri kepadaNya. Kita bangkit dan berjalan maju, apapun yang akan Dia ijinkan untuk kita lalui bersamaNya.

Tentu saja tidak akan mudah bagi daging dan pikiran kita, tetapi (juga) tidak mungkin untuk kita menghindar atau lari daripadanya. Yang perlu, alamai terus Dia, makin mendekat padaNya, Semakin bersungguh untuk melakukan firmanNya dan biarkan wahyuNya terus memastikan perjalan ilahi kita.

Tidak ada komentar: