Iman, Ketekunan, Kesabaran dan Ketabahan

Iman, Ketekunan, Kesabaran dan Ketabahan

Suatu ketika, ada seorang pecinta tanaman, menanam tangkai bunga Melati yang dia dapatkan dari salah satu sahabatnya. Selama ± 2 bulan pertama, bunga Melati itu disirami, diberi pupuk dan dirawat. Tetapi tidak sedikitpun tampak tanda-tanda kehidupan didalamnya, daun dan batang nampak mengering. Orang-orang mulai menertawai karena bagi mereka tangkai tidak akan pernah bisa menjadi bunga Melati yang dapat tumbuh dengan indah. Pada suatu hari di bulan yang ke-3, dari tangkai-tangkai bunga Melati itu tampak pucuk-pucuk daun muda yang mulai bertumbuh dan membesar dalam 3 minggu. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah bunga Melati itu dapat bertumbuh hanya dalam 3 minggu itu saja? Tentu saja tidak. Selama berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan, orang lain tidak melihat perkembangan dari bunga Melati tersebut, karena sepertinya bunga itu telah mati dan mustahil bisa bertumbuh. Tetapi sesunguhnya tangkai bunga Melati itu sedang menancapkan akar-akarnya kedalam tanah. Beberapa waktu kemudian dari tangkai-tangkai itu mulai membentuk gumpalan putih dan semakin hari semakin besar dan bermekaran. Penanam itu sangat bersukacita, karena yang diabaikan banyak orang telah menjadi bunga Melati yang memberikan keharumannya setiap hari. Sekalipun penanam telah meninggalkan tempat itu, bunga Melati itu tetap ada disana. Mereka merawat dan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh penanam itu. Ketika penanam itu kembali dan bertanya mengapa bunga Melati itu tidak pernah dipotong atau dibuang? Jawabannya adalah supaya ketika mereka melihat bunga Melati itu mereka akan terus mengingat sang penanam, yang terus berjuang untuk sebuah kehidupan. Bunga Melati itu telah memiliki sejarah tersendiri. Sesuatu yang tidak mungkin atau yang tidak pernah dianggap telah menjadi kesukaan bagi banyak orang Dan sampai sekarang sekitar ± 10 tahun bunga melati itu tetap memberikan keharuman ditempat itu.

Cerita tentang bunga Melati memberikan pelajaran IMAN, KETEKUNAN, KESABARAN dan KETABAHAN bagi kita semua untuk tetap percaya kepada Allah meskipun kelihatannya tidak seperti yang kita bayangkan atau yang kita harapkan. Banyak pengalaman hidup bersama Allah yang membuat kita tidak menyelami cara kerjaNya yang seringkali diluar jangkauan kita. Yusuf adalah contoh yang baik yang mengajarkan kepada kita bagaimana harus bersabar dalam segala hal. Bersabar didalam mengerjakan sesuatu, bersabar dalam mendoakan sesuatu, bersabar dalam melayani dan bersabar dalam janji-janji Allah. Yusuf tidak tahu rencana besar apa yang dikerjakan Allah dalam hidupnya. Namun Yusuf tetap sabar dan tekun menjalani semua yang diberikan Tuhan bagi hidupnya. Ia tidak melihat harapan yang baik ketika dimasukan kedalam sumur oleh saudara-saudaranya sendiri. Ia juga belum melihat keadaan yang lebih baik ketika ia dijual di Mesir. Tetapi Yusuf tetap sabar dan percaya kepada Allah, meskipun ia tidak tahu proses panjang yang dilakukan Allah dalam hidupnya. Allah tahu bagaimana mendewasakan kita untuk tetap bertekun dan tetap percaya kepadaNya sekalipun segalanya kelihatan tidak memungkinkan.

Ada banyak hal yang mungkin telah kita alami didadalam proses pendewasaan kita. Seringkali yang kita inginkan dan yang kita sukai adalah melihat sebuah hasil didepan mata kita. Begitu mudah kita dapat melihat bunga Melati yang bermekaran sepanjang harinya. Tetapi apakah kita dapat melihat bagaimana penanam itu berjuang setiap harinya menyirami, memantau, menjaganya dari hujan dan teriknya matahari untuk sebuah hasil yang dapat dinikmati oleh semua orang? Seperti apa yang telah dipunyai oleh Yususf, kita dapat katakan bahwa enak hidup seperti Yususf tidak kekurangan, kaya, punya kedudukan dan menjadi orang kepercayaan. Tetapi apakah kita dapat melihat bagaimana perjuangan Yusuf selama bertahun-tahun, dimana ada air mata yang terus mengalir untuk sebuah hasil dari janji-janji Allah? Ayo kita belajar dari semua yang diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita supaya kita mencapai hasil akhir yang terbaik.

Tidak ada komentar: