Jaminan,.. Tuntunan Tuhan

- Jaminan,.. Tuntunan Tuhan-

Ada kecenderungan atau persepsi-persepsi yang salah, yang telah diterima oleh beberapa orang, yang sebenarnya hanya akan merugikan diri mereka sendiri. Mereka takut untuk begitu dekat dengan Tuhan, sehingga mencoba untuk secukupnya saja dalam persekutuannya dengan Tuhan, seadanya dalam pengenalannya akan Tuhan, karena mereka berfikir “Kalau dekat dengan Tuhan, kita menjadi tidak bebas, kita tidak bisa lagi bersenang-senang, kita akan menjadi begitu kaku dan terbatas”, dan berbagai alasan lainnya.

Apakah betul demikian? Mari kita membaca ayat Firman Tuhan Yang tertulis pada Mazmur 25:12-13, “Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya TUHAN menunjukan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi”. (Dalam salah satu iklan diradio FM, dikatakan bahwa hidup ini adalah pilihan-pilihan. Kita boleh memilih apa saja yang kita mau, apa yang kita suka. Dengan kata lain, kita bebas menentukan pilihan).

Namun yang menjadi pertanyaan berikutnya, adalah, “Apakah pilihan itu akan mendatangkan KEBAHAGIAN (Seperti yang dikatakan dalam ayat Mazmur diatas)?” Nyanyian anak-anak berbunyi, “Ada jalan lebar, mudah memasukinya, tapi unjungnya maut. Tetapi ada jalan sempit, berdesak-desakan, sulit untuk masuk, namun unjungnya kehidupan”. Ada jalan yangh disangka orang lurus, tetapi unjugnya menuju maut” (Amsal 14:12).

Untuk menerima janji Tuhan tentang tuntunan ilahi “ …maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:6b), mari kita lihat pada ayat-ayat sebelumnya (Amsal 3:5-6a).

Syarat-syarat bagi pimpinan Tuhan

  1. “Percaya kepada Tuhan dengan segenap hatimu”. Ini berarti kita percaya kepada kemahakuasaanNya, kita mempercayakan diri dan kehidupan kepadaNya, karena kita tahu, Dia begitu mengasihi kita. Kita tidak meragukan Tuhan, untuk pemeliharaan dan kesetiaanNYa.
  2. “dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri”. Kita perlu waspada dan hati –hati terhadap keinginan-keinginan diri sendiri (daging), dan perasaan-perasaan kita sesaat. Ingat bahwa kecenderungan kita adalah melakukan apa yang daging kita suka. “Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu” (Mazmur 103:14)
  3. “Akuilah Dia dalam segala lakumu…” Ini berarti kita perlu pertimbangan, kita perlu nasehat, kita perlu masukan, kita perlu koreksi. Kita perlu juga pengakuan, apabila kita terlanjur salah.

Dengan demikian, tindakan-tindakan kita dalam terang kehendak Allah, karena kita bertanya kepadaNYa, dan mengakui bahwa rencanaNya untuk kita adalah yang terbaik (Yeremia 29:11). Dengan demikian, Tuhan akan menuntun kita setiap hari, dan kita tidak perlu ragu dan kuatir apabila sudah berada dalam tuntunanNya TutunanNya bersifat Pribadi (dapat menjawab kebutuhan diri kita sendiri), Praktis (di setiap area, arena, dan dalam semua keadaan), sempurna (dia tidak pernah gagal, Dia tidak pernah lalai, Dia tidak tergesa-gesa, Dia tidak pernah terlambat, Dia on-time, dapat diandalkan), sabar (bersifat membimbing).

Prinsip-prinsip pimpinan Tuhan

  1. Berserah kepada Tuhan (Roma 12:1). Allah tidak melihat atau mencari metode yang lebih baik, atau manusia yang lebih cakap, besar, terkenal, tetapi Dia mencari hati yang berserah (yang dipersembahkan diatas mezbah ibadah).
  2. Membaca, merenungkan, dan menyelidiki Firman Tuhan. “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105).
  3. Memohon dalam Roh (Berdoa). “Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah…”(Yakobus 1:5).
  4. Minta nasehar dari :
    1. Sahabat Karib (Orang yang terpercaya)
    2. Anggota keluarga
    3. Hamba Tuhan

“Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak”(Amsal 15:22).

  1. Tanda kepuasan (sejahtera) di batin (hati). “Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada Mulah ia percaya” (Yesaya 26:2).

Sehingga pertanyaan bukan “Akankah Tuhan menuntun saya?” tetapi “Bersediakah saya untuk dituntun? Maukah aku melakukan apa yang Dia minta?”

Yosua telah mengambil keputusan untuk “beribadah kepada Tuhan…” (Yosua 24:15b). Dia memaparkan bahwa memang masih ada jalan lain, tetapi dia tahu jalan yang harus ditempuhnya.

Mari, lewat renungan ini, kita berketetapan hati untuk memilih jalan kehidupan, dimana ada berkat Tuhan (Ulangan 30:19b). AMIN.

Tidak ada komentar: